Selasa, 22 September 2015

[Review] FOUR: A Divergent Collection


FOUR
A Divergent Collection

Penulis : Veronica Roth
Penerjemah : Esti Budihapsari
Penerbit : Mizan Fantasi
Terbit : Cetakan IV; Maret 2015
Halaman : 288
ISBN : 978-979-433-859-9
Sinopsis :
Dua tahun sebelum Beatrice Prior menentukan takdirnya, putra pemimpin Abnegation melakukan hal yang sama. Tobias Eaton berkhianat dari Abnegation berpindah ke Dauntless, dan berubah menjadi Four. Mencari kebebasan dan kehidupan yang bebas dari masa lalu. Ternyata di Dautless pun Four masih meragukan pilihannya. Apabila secara tak segaja dia mengetahui persekongkolan antara pemimpin Dauntless dan Erudite. Sementara, sang Ibu yang teryata masih hidup menginginkan bergabung dengan Factionless.

Haruskah Four kembali berkhianat? Pantaskah faksi tanpa pamrih yang teryata menyembunyikan moster sekejam Marcus Eaton diselamatkan? Four dihadapkan pada pilihan sulit. Mungkinkah pengkhianatan memunculkan kebebasan?

Four: A Divergent Collection mengisahkan perjalanan Divergent Trilogy dari sudut pandang Tobias Eaton. Dengan bonus tiga kisah eksklusif bersama Tris. Kisah pelengkap Divergent Trilogy yang romantis dan penuh aksi.

***

Novel yang paling tipis dari antara 4 novel Divergent ini memiliki beberapa bagian sebagai berikut: The Transfer, The Initiate, The Son, The Traitor dan 3 bonus exclusive scene yang maha pendek. Dan semuanya mengisahkan awal mula seorang Abnegation, Tobias Eaton menjadi seorang Dauntless, Four.

Meski aku punya 4 bukunya lengkap tapi yang aku baca pertama justru Four. Kenapa? Karena sudah nonton Divergent dan Insurgent jadi sedikitnya tahu ceritanya seperti apa. Lalu Allegiant habis ini akan aku baca. Hehehe~ Oke, Mari kita bahas perbagian.

THE TRANSFER
"Kau sendiri yang akan menanggung konsekuensi dari pilihanmu."--Tori; hal 19

Seperti Tris, Tobias juga melakukan simulasi sebelum pemilihan faksi dan dia terpilih di Abnegation. Tapi... rupanya itu tidak dia turuti. Dia tidak mau disiksa lagi oleh Marcus, ayahnya. Dan hingga saat pemilihan, Tobias masih belum menentukan faksi mana yang akan dipilihnya. Lalu di detik terakhir, akhirnya dia memilih Dauntless demi untuk mendapatkan kebebasan serta membalas dendam pada sang ayah--karena faksi yang paling dibenci Marcus adalah Dauntless. Di sinilah awal mula kenapa Tobias berubah menjadi Four. Rupanya karena dia hanya memiliki 4 ketakutan saja. Jumlah ketakutan paling sedikit yang pernah ada.

Di sini aku bisa merasakan kebencian Tobias pada Marcus namun segala siksaan sang ayah tak bisa dia tangkis. Dari sudut pandang Tobias, buku ini dituliskan dan dia selalu menyebut nama Marcus bukan ayah. Ini mengindikasikan bahwa dia tak menganggap sosok Marcus adalah ayah melainkan hanya manusia sadis yang berpura-pura pada khalayak ramai menjadi seorang dewan Abnegation yang patut dijadikan panutan. Di sini kita tahu, bahwa Abnegation tak sebaik itu. Dan sama seperti Tobias, aku juga suka dengan pilihannya meninggalkan faksinya dan memilih Dauntless. Betapa pilihannya itu akan memukul telak sang ayah dan akan mempermalukannya.

THE INITIATE
"Sering kali kematian datang tanpa memedulikan kau sempat mengucapkan selamat tinggal atau tidak."--Amar; hal. 79

Sikap Four yang menutup diri dan tak mau bersosialisasi perlahan ditarik keluar oleh Amar yang menjadikan sosok Amar penting bagi Four. Di bab ini kita akan mendapati Four berjuang di inisiasi sekaligus bersama Amar berusaha menutupi sebuah fakta bahwa mereka adalah Divergent. Di sini juga Four menemukan teman-teman akrab berkat dirinya yang bersedia membantu Shauna melatihnya bertarung. Tapi segalanya ada pasang maupun surut. Four dan Amar dicurigai dan diadakan evaluasi simulasi ketakutan pada mereka berdua. Four berhasil mengelabui tapi Amar? Bisa kalian temui nasibnya bila membaca buku ini lebih jauh. Hehehe~

Aku bukan Tobias Eaton. Tidak lagi. Tak akan pernah lagi. Aku seorang Dauntless.Four; hal 127

Setelah melewati masa-masa berat dalam inisiasi dengan segala tantangannya pada akhirnya Four resmi menjadi anggota faksi Dauntless dan mendapatkan ranking 1 mengalahkan sang rival, Eric dari Erudite. Namun masalahnya dengan Eric tak sampai di sini. Tapi setidaknya dengan hasil yang didapat, Four tak lagi bisa diremehkan hanya karena dia berasal dari Abnegation.

THE SON
Kondisi sulit membuat orang lebih kuat. Kau tak tahu seberapa kuat seseorang hingga mereka mendapatkan ujian.”—hal. 145

Melewati masa inisiasi kini tibalah masa di mana Four harus memilih pekerjaannya. Namun ada tawaran menarik yang Max, sang pemimpin Dauntless berikan pada Four. Four pun dengan perasaan gamang menyanggupi bahwa akan mengikuti serangkaian tes yang diberikan. Tentu saja disitu dia bertemu lagi dengan sang rival, Eric. Makin benci aku pada tokoh Eris saat membaca bagian ini.

Suatu ketika Four menemukan surat yang menyelip di dalam apartemennya. Lewat surat itu akhirnya dia bertemu dengan seseorang yang telah lama dia kira mati. Dan lewat pembicaraan mereka, pandangan Four soal tawaran Max sedikit terbuyarkan.

Mungkin ada kecenderungan masokhis dalam diriku, bahwa aku menggunakan sakit untuk mengatasi rasa sakit yang kualami.”—Four; hal. 172

Sehabis bertemu dengan seseorang yang rupanya selama ini tak mati melainkan pergi dan menjadi factionless, Four merasa begitu sedih dan terluka. Pandangannya mengenai sosok itu dan seperti apa faksinya berubah total menjadi tak sebaik dulu. Sebagai pelampiasan Four membuat sebuah tattoo di sekujur punggung. Ngomong-ngomong sewaktu nonton Insurgent aku suka sama pola tattoo-nya Four tapi kok aku merasa gambar tattoo yang di film beda dengan apa yang dituliskan di sini ya? Atau akunya yang tak begitu paham deskripsinya? Entahlah

THE TRAITOR
Rasa bersalah mengingatkan kita agar kita berusaha melakukan yang lebih baik di masa mendatang.”—hal. 248

Di bab ini akhirnya mencapai masa Four menjadi instruktur inisiasi dan bertemu dengan Tris. Aku jadi tahu apa yang dipikirkan Four saat bertemu Tris. Karena di sini semuanya sudut pandang dia. Dan dari apa yang dilihatnya rupanya alas an dia jatuh cinta pada Tri situ tak hanya karena gadis ini unik, berani dan kuat melainkan ada factor lain. Dia merasa telah mengulang masa lalu. Hanya saja posisinya berbalik dari yang dulu dia peserta inisiasi yang dilatih Amar, kini dirinya yang berada di posisi Amar. Di sini juga aku mengerti akan pertenangan batin Four apakah dia harus memperingatkan faksi Abnegation soal penyerangan atau mendiamkan saja apa yang akan terjadi. Memikirkan akan tawaran sang ibu dan berusaha untuk merubah pikiran sang pemimpin Dauntless bahwa aturan yang diterapkan Eric itu tidak beres. Terakhir, di bab ini berkat Tris, Four mampu mengatasi rasa takutnya pada sang ayah dan berani mengatasinya.

Untuk bonus exclusive scene-nya silakan dibaca sendiri saja. Aku jadi merasa ini malah kayak ringkasan cerita ketimbang review. Hahaha!

Kesanku sehabis membaca novel ini, ya asik aja dibacanya. Bahasa yang ringan dan tak terlalu kaku membuatku mengalir saja. Tapi ada kejanggalan. Seperti menyempil kata nggak beberapa kali padahal kebanyakan bahkan 90% mengginakan kata tidak. Lalu ada kalimat yang kesannya tidak efisien karena ada pengulangan keterangan. Sehingga kok berasa bertele-tele. Tapi selain itu, keseluruhan cerita bisa dinikmati. Oh ya, tokoh yang aku sukai malah justru sang tokoh pembantu yakni dua teman Four, Zeke dan Shauna. Sepasang Dauntless yang menyenangkan sekaligus keren. Kenapa keren? Silakan baca waktu bagian Shauna dan Zeke disuruh Four mengancam Peter. Cocok sekali mereka jadi preman pembela kebenaran.

Oke. Aku beri 4 bintang dari 5 bintang untuk Four yang sudah berhasil membuatku ingin membaca trilogy Divergent.

1 komentar: