Senin, 12 Oktober 2015

[Review] VAMPIRE FLOWER #1

VAMPIRE FLOWER #1

Penulis : Shin Ji Eun
Penerjemah : Putu Pramania
Penerbit : Haru
Terbit : Agustus 2015
Halaman : 518
ISBN : 978-6027-742458
Sinopsis :
"Warna kelopak bunga itu lebih merah dibanding darah, wanginya begitu kuat sehingga mampu memikat vampir mana pun. Jika seseorang memiliki bunga itu, maka ia akan menduduki posisi paling tinggi di antara vampir-vampir yang lain.

Suatu malam Kang Seo Yeong melihat teman sekolahnya dibunuh oleh seorang vampir tepat di depan matanya. Untungnya, ia selamat berkat bantuan vampir lainnya bernama Louvrei yang berwujud remaja laki-laki. Seo Yeong sangat terpesona akan wajah Louvrei yang sangat imut. Apalagi ketika ia mendengar janji Louvrei.

Aku akan selalu menjagamu. Jadi, jangan percaya pada siapa pun, kecuali aku.

Tapi, ia harus mematuhi satu syarat. Ia harus membantu Louvrei yang sebenarnya berusia 537 tahun untuk mencari Bunga Vampir. Sementara itu serangan para vampir semakin gencar terhadap manusia karena mereka mengganggap manusialah si pencuri. Mereka harus menemukannya secepat mungkin sebelum kekacauan yang lebih besar terjadi  

***

Bercerita tentang Loui atau Louvre yang sedang mencari bunga vampire supaya dia bisa menjadi Lord (kepala para vampire). Bunga vampire yang hilang dan membuat Lord sebelumnya mati disinyalir dicuri oleh kaum Half dan vampire pihak lain yang juga mengincar posisi Lord. Di sini, Loui mengikat perjanjian dengan Seo Yeong untuk membantunya mencari bunga vampire itu. Dalihnya si Loui sih, Seo Yeong disuruh mencari saat hari terang karena seperti yang banyak diketahui vampire lemah pada matahari (tadinya kupikir juga gitu tapi ada scene di mana Loui Lecca baik-baik saja tuh keluar siang-siang). Nah, ini yang kurang srek menurutku, kalau awalnya Seo Yeong disuruh nyari, kenapa justru di sini peran Seo Yeong dalam misi pencarian sangat sedikit? Bahkan dia disuruh bolos sekolah lalu tinggal di rumah Baek Han supaya tidak mengalami bahaya. Nah, loh, dia malah jadi putri yang dilindungi sekaligus di kelilingi cowok-cowok tampan. Padahal dia hanya manusia biasa yang sampai di bagian akhir tidak menyimpan kekuatan tersembunyikecuali rahasia bahwa pamannya adalah salah satu orang yang menyembunyikan bunga vampire.

Isi tak seindah covernya. Itu selarik kalimat yang menurutku sesuai dengan apa yang kurasakan sehabis membaca novel ini. Pasalnya diksinya monoton dan cukup membosankan karena penulis atau penerjemah kurang lincah dalam bernarasi. Untuk satu paragraf saja, aku banyak menemukan pengulangan kata, terlalu banyak memakai itu, tersebut dan banyak kata lainnya. Juga keterangan yang sudah dijelaskan sebelumnya dijelaskan lagi sehingga terasa dipanjang-panjangin dan berputar-putar.
Contoh:
Pasti orang itu sudah tahu bahwa Eliza akan datang. Gadis tersebut mengerutkan dahi melihat orang itu tidak ada di tempat. Salah seorang dari mereka yang ada di ruang kontrol segera membawa Eliza untuk bertemu dengan orang itu.Eliza akhirnya menemukan orang itu sedang menelepon di ujung koridor yang terletak tidak jauh dari ruang kontrol. (hal. 415)

Padahal deskripsi fisik, karakter ataupun setting tempat di dalam novel kurang dideskripsikan dengan detail. Bukankah akan lebih bagus bila nama atau orang itu, dll diganti dengan ciri fisik orang-orang yang muncul di dalamnya. Elain untuk mempermudah pembaca membayangkan bagaim,ana tokohnya juga mengurangi pengulangan kata yang terkesan membosan saat dibaca.

Ah, untuk beberapa ide aku acungin jempol untuk penulisnya. Banyak novel mengambil cerita vampire dan yang membedakan Vampire Flower dengan novel vampire lainnya adalah yah, kalau aku beritahu nanti spoiler dong yak. Hehehe~ Intinya begini, di Vampire Flower tidak yang namanya vampire perempuan. Baca buku ini aku malah teringat Ratu Lebah. Juga, aku suka system bentengnya yang tiap-tiap vampire memiliki kamar masing-masing lalu bisa masuk dari mana saja asal dia pemilik kamar tersebut. Selain pemilik kamar tak ada yang bisa membukanya. Sayangnya deskripsi seperti apa bentengnya dan terletak di belahan bumi mana tak dijelaskan. Selain itu ada werewolf yang di sini justru bukan musuh para vampire, malah seperti peliharaan saja. Terus Half yaitu kaum blasteran manusia vampire yang berada di tengah-tengah, tak terlalu kuat dan abadi seperti vampire tapi juga tak seperti manusia biasa selain itu, darah Half justru dapat membunuh vampire, maka dari itu para vampire banyak yang membantai kaum Half sejak awal mereka dilahirkankecuali Baek Han yang justru diselamatkan Loui.


Okeh, terakhir aku kasih 3,5 bintang dari 5 bintang untuk novel terjemahan ini yang ekspektasiku terlalu tinggi karena covernya yang cantik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar