Minggu, 03 Januari 2016

[Review] THE HOUSE OF HADES


Penulis : Rick Riordan
Penerbit : Mizan Fantasi
Terbit : Februari 2014
Halaman : 640
Sinopsis :
Semua pilihan mengandung risiko.
Kau boleh percaya... atau mengabaikannya.
Tapi, ingat, apa tujuanmu?

Setelah terjatuh ke dunia bawah, Percy dan Annabeth disiksa oleh rasa lapar dan dahaga serta suara tangisan tak terperi yang membuat pikiran mereka kacau. Tak hanya itu, para monster yang telah mereka bunuh pun bermunculan, bermaksud membalas dendam. Sementara di langit, kru Argo II mati-matian mempertahankan kapal dari serangan para putra Gaea, kura-kura raksasa, dan seorang dewa berkaki busuk.

Di tengah petualangan menantang itu, kecerdasan dan jiwa kepemimpinan mereka ditantang. Pilihan harus diambil, keputusan besar harus dibuat, sedangkan kematian menghantui dan masa depan dunia menjadi taruhan. Akankah mereka membuat keputusan dan memilih jalan yang tepat?

***

Aku jarang mengomentari cover novel dalam sebuah review. Tapi, cover ini bagus. Aku sungguhan suka. Kalau tidak melihat cover ini, mungkin bayanganku tentang Argo II sejak pertama baca--di novel sebelumnya--beda jauh pakai banget. Banyak hal atau kata dalam novel Percy maupun HoO yang susah untuk dibayangkan. Bagaimana bentuk para makhluk, monster maupun dewa, deskripsi tempat dan suatu benda, aku sering lumayan susah untuk membayangkan walaupun sangat menikmati betapa serunya petualangan Tim 7 orang dalam ramalan ini. Ini juga kekurangan dalam novel HoO dibanding Percy Jackson, yakni kurang gambar ilustrasi. Malah nyari tak ada, beda dengan Percy Jackson yang hampir tiap bab ada gambarnya.

Oke, mengesampingkan gambar ilustrasi yang tak ada di House of Hades, ceritanya semakin seru. Selain itu ada dua bagian dalam novel yang membuatku terharu sekaligus sedih--kebetulan adekku juga muter lagu Remembernya Josh Groban, klop sudah hati ini teriris pilu #lebay soalnya itukan juga lagu backsound-nya film Troy saat Hector mati gara-gara perang. Ish, makin melantur. Yah, walau adegannya tak sedramatis perang Troya tapi sama nyeseknya.

Bagian nyeseknya adalah:

  • Saat Nico dan Jason menghadapi Cupid. Sama seperti Jason, sebelumnya Cupid kugambarkan seperti malaikat-malaikat bayi bugil bawa-bawa panah. Tapi di sini? Dia sendiri yang bilang bahwa kematian (Thanatos) jauh lebih ramah daripada cinta. Cupid berhasil membuat Nico mengaku bahwa dia memendam perasaan pada Percy. Dituliskan dengan dramatis yakni ada kilasan-kilasan masa lalu antara Nico dan Percy yang membuatku ikut merasakan betapa sedihnya ingin membenci tapi tak bisa membenci malahan perasaan suka makin tumbuh subur. #IniBukanCurhat Sehabis baca, aku makin bersimpati pada Nico. Sedang Percy? Kok tak begitu suka. Apalagi hingga sebelum jatuh ke Tartarus Percy masih saja berprasangka negatif pada Nico membuat Jason juga tak begitu percaya pada siapa Nico berpihak.
  • Sepanjang kisah Bob yang menemani dan membantu Percy dan Annabeth di Tartarus. Piye perasaanmu? Andai ada di posisi Bob? Di masa lalu, Percy, Nico, Thalia bertarung dengan Lapetus di dunia bawah. Lapetus jatuh ke sungai Lethe (maaf kalau salah tulis, aku susah ingat nama-nama), hilang ingatan lalu dititipkan kepada Hades yang justru Lapetus yang dinamai Percy, Bob dijadikan budak yang harus bersih-bersih. Karena Nico--lagi-lagi menolong secara tak langsung--menengok Bob dan suka menceritakan soal Percy, kini Bob mati-matian menolong Percy dan Annabeth hingga bisa memasuki pintu ajal. Sedang dia sendiri na'as, dikeroyok banyak monster dan terancam dibunuh Tartarus. Padahal Percy mah apa atuh? Ingat Bob aja tidak apalagi nengok. Oke, Percy. Berterima kasihlah pada Nico! Oh iya, si Kucing keren yang berubah jadi Singa dan raksasa, Damasen juga berkorban nyawa buat Percy dan Annabeth. Yeah, tokoh utama selalu menang dan figuran selalu dijadikan korban. #LirikRickRiordanTajam Tapi ada hal yang bisa kupetik. Hukum karma atau hukum tebar tuai itu ada. Andai di masa lalu Percy dkk membunuh Bob, misi ke Pintu Ajal takkan berhasil.


Ada bagian sedih bin nyesek pastilah ada juga bagian happy--atau lucu menurutku--dan tentu saja keren, kan? Ini nih yang aku suka. Cekidot:

  • Leo terdampar di pulaunya Calypso. Interaksi mereka mmanis dan terasa wajar juga lucu. Jadi beda dulu saat Percy yang terdampar di pulau. Bagi yang tidak tahu. Calypso ada anak Atlas yang dihukum dewa terasing di Ogygia. Di sini disebutkan sudah 3 pahlawan yang terdampar di sana--tidak termasuk Leo. Dia dikutuk akan mencintai Pahlawan yang terdampar tapi Pahlawan akan memilih untuk pergi dari pulau. Nah, beda dengan Pahlawan lain, Leo awalnya tak disukai Calypso. Mengatai ceking, pendek dan lain sebagainya karena biasanya Pahlawan yang terdampar ya fisiknya tampan sempurna (Percy tampan?). Tapi berlalunya waktu interaksi merekalah yang membuat Calypso jatuh cinta. Jadi untuk kali ini Calypso tidak mencinta karena fisik luar. Yah, walau akhirnya Leo juga meninggalkannya sih. Apakah di buku selanjutnya Leo bakal menepati janjinya untuk menjemput Calypso?
  • Hazel dan Jason bernegosiasi dengan perompak yang membuat kapal mereka tak bisa berlayar karena Argo II ditahan kura-kira raksasa sebesar pulau (aku malah keingat One Piece :v). Lucunya dimana? Simpel sih. Cowok yang sejak lahir ditakdirkan jadi pemimpin, berpenampilan sempurna, gagah dan berkharisma tampak sangat lucu--bila dibayangkan--harus mencuci kaki bulukan sang perompak dan dengan gampangnya ditendang hingga mencelat tepat di mulut kura-kura. Menurutmu tidak lucu, tapi bagiku ini lucu dan... ironis. #KibarBenderaAntifansJason
  • Frank saat menghadapi ratusan sapi gila di Venesia juga saat melawan monster-monster di bawah tanah. Frank yang dalam pandanganku adalah cowok gemuk, imut-imut, kalem berubah menjadi cowok tangguh yang fisiknya berubah lebih kuat karena restu Mars. Bayangkan saja seorang diri membunuhi sapi gila dengan background kota Venesia yang terasa romantis. Epic sekali kan. Dan tambahkan adegan saat Frank dengan gagahnya mengatur ratusan mungkin ribuan para zombie romawi saat melawan monster. Andai ada filmnya pasti akan bagus banget.


Beda dengan Mark of Athena yang hanya berfokus pada 4 demigod saja, di sini fokusnya lebih banyak yaitu, Leo, Piper, Jason, Annabeth, Percy, Hazel dan Frank. Oh, semuanya mendapat bagian. Membuat tak hanya aku yang makin paham karakter dan kemampuan tiap-tiap tokoh tapi antar sesama tokoh juga jadi semakin memahami dan solid. Contoh: Hazel-Jason waktu kejadian kura-kura. Awalnya kedua orang ini tak begitu akrab, bahkan Hazel masih menyimpan rasa tak suka pada Jason sehingga di kepalanya masih ada pikiran negatif soal Jason. Dijelaskan apa yang membuat Hazel tak suka juga sebaliknya apa yang membuat Jason tak nyaman bila bersama dengan Hazel saja. Tapi makin tantangan mereka lalui, makin mereka saling mengerti kelebihan masing-masing.  Begitu pula dengan Jason-Nico. Bahkan di antara mereka semua hanya Jason yang mengerti pangkal masalah Nico, kenapa selama ini dia lebih suka menyendiri. Leo yang memberi Frank hadiah tempat untuk kayu bakarnya yang rentan terbakar supaya dia tak takut lagi, dan lain sebagainya.

Tak lupa, aku menemukan quote-quote yang bagus:

  • "Tapi, sihir tidaklah jahat atau baik. Sihir adalah alat, seperti pisau. Apakah pisau jahat? Hanya jika pemegangnya jahat."--Hecate: hal. 20
  • "Cinta bukan permainan! Cinta bukan kelembutan penuh bunga! Cinta adalah kerja keras--pencarian tanpa akhir. Cinta menuntut segalanya darimu--terutama kebenaran. Hanya setelah itu cinta membuahkan ganjaran."--Cupid: hal. 302
  • Kau tak bisa memburu-buru kesempurnaan."--Leo Valdes: hal. 421


Terakhir, aku kasih ranking 4,5 bintang dari 5 bintang untuk Heroes of Olympus #4 ini. Yuk cuz ke seri berikutnya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar